Jakarta, Rata-rata pria memiliki badan yang lebih tinggi dibanding wanita. Ternyata, kecenderungan ini merupakan hasil proses evolusi.
Wanita lebih besar kemungkinannya dapat mewariskan gen pada keturunan apabila memiliki badan yang lebih pendek. Sedangkan pada pria, idealnya adalah memiliki badan yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam keluarga yang rata-rata pendek, di mana kakak beradik memiliki tinggi badan di bawah rata-rata, saudara perempuan memiliki lebih banyak anak dibanding saudara laki-laki.
Sedangkan dalam keluarga dengan rata-rata badan yang tinggi, saudara laki-laki memiliki anak lebih banyak dibandingkan saudara perempuannya.
Wanita lebih besar kemungkinannya dapat mewariskan gen pada keturunan apabila memiliki badan yang lebih pendek. Sedangkan pada pria, idealnya adalah memiliki badan yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam keluarga yang rata-rata pendek, di mana kakak beradik memiliki tinggi badan di bawah rata-rata, saudara perempuan memiliki lebih banyak anak dibanding saudara laki-laki.
Sedangkan dalam keluarga dengan rata-rata badan yang tinggi, saudara laki-laki memiliki anak lebih banyak dibandingkan saudara perempuannya.
"Dengan kata lain, jika seseorang lahir dari keluarga yang pendek, maka ia lebih mungkin memiliki keponakan dari saudara perempuan dibandingkan dari saudara laki-laki. Tapi jika lahir dari keluarga dengan tinggi badan di atas rata-rata, maka saudara laki-laki lebih besar kemungkinannya memiliki anak dibandingkan saudara perempuan," kata Gert Stulp dari University of Groningen seperti dilansir Live Science, Jumat (10/8/2012).
Temuan ini mendukung gagasan bahwa seorang wanita yang lebih pendek dari rata-rata lebih mungkin memiliki anak dan mewariskan gen-nya.
Tapi jika dia memiliki seorang putri dan seorang putra, bisa jadi keduanya akan bertubuh pendek akibat gen ibunya.
Bagi anak perempuan, hal itu bagus karena evolusi mendorongnya ke arah tinggi badan ideal agar dapat meneruskan gen.
Tapi lain halnya dengan anak laki-laki, sebab ia akan lebih mampu bereproduksi jika tubuhnya sedikit lebih tinggi.
"Karena seleksi generasi cenderung kuat pada laki-laki berbadan tinggi, maka generasi berikutnya akan kembali menjadi sedikit lebih tinggi. Hal ini tentu saja dapat merugikan perempuan sehingga tekanan seleksi akan semakin kuat untuk mendorong perempuan menjadi pendek kembali," kata Stulp.
Menurut Stulp, banyak faktor yang berperan dalam pemilihan pasangan dan tinggi badan adalah salah satu faktor yang paling diperhatikan.
Selain itu, tinggi badan juga berkorelasi dengan pendapatan, daya tarik, pendidikan, kesehatan dan umur panjang.
Studi ini dimuat dalam jurnal Biology Letters. detikhealth
0 comments:
Post a Comment