ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free

Ads 468x60px

Tidur: Kurang Dari 5 Jam Atau Lebih 9 Jam Berisiko Pikun

Keluarga dan pacar sering mengingatkan untuk tidak terlalu sering begadang. Hampir setiap jumat malam dan sabtu malam saya selalu begadang, itu karena hanya pada saat itu saya memiliki waktu untuk bermain game PC, nonton film atau lancong bareng temen-temen. iseng lagi iseng lagi saya tanya ke eyang google.com apa dampak dari begadang, akhirnya dijawab juga oleh sang eyang. cekibrot sob....

Tidur merupakan salah satu aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga kondisi kesehatan. Namun nyatanya durasi tidur juga harus dibatasi tidak boleh kurang atau lebih. 

Tidur kurang dari 5 jam atau lebih dari 9 jam per hari berisiko terkena demensia atau penurunan fungsi otak yang salah satu cirinya adalah pikun di hari tua. Tidur 6-8 jam dianggap sebagai kebutuhan ideal manusia.

Baru-baru ini sebuah studi menemukan bahwa rutin tidur siang dan tidur di malam hari terlalu lama bisa jadi merupakan gejala awal penyakit demensia atau bahkan berkontribusi terhadap gangguan otak, terutama jika sudah memasuki masa lansia.

"Hasil ini menunjukkan bahwa ngantuk yang dirasakan sepanjang hari bisa jadi gejala awal penurunan kemampuan kognitif," ujar Dr. Claudine Berr dari Institut National de la Sante et de la Recherche Medical (Inserm) dalam Alzheimer's Association International Conference di Vancouver.

Dalam studi lain yang juga dipresentasikan di Vancouver, sekelompok peneliti dari Amerika menemukan bahwa rutin tidur lebih dari 9 jam dalam semalam atau kurang dari lima jam dapat dikaitkan dengan kemampuan mental yang lebih rendah.

Devore dan koleganya juga menemukan bahwa partisipan yang tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit mengalami perubahan senyawa kimia di dalam otak sehingga mengindikasikan gejala awal penyakit Alzheimer atau bentuk paling umum dari demensia.

"Dari waktu ke waktu durasi tidur yang ekstrem bisa saja berkontribusi terhadap penurunan kemampuan kognitif dan gejala awal Alzheimer dan bukanlah semata gejala pasif dari keduanya," lanjut Devore seperti dilansir dari telegraph.

sumber: health detik com

0 comments:

Post a Comment